Wisata merupakan salah satu cara yang dilakukan oleh seseorang untuk mendapatkan hiburan, belajar pada alam, menambah ilmu pengetahuan dan sejarah (study tour), refreshing, melepas lelah, obat stress, terapi kesehatan, mencari inspirasi, lokasi untuk meditasi dan kontemplasi, dan sebagainya sampai pada tujuan untuk belajar bersyukur dan mendekatkan diri kepada Tuhan Sang Pencipta Alam Raya. Tempat pariwisata alam di Kebumen cukup banyak dan tersebar luas di beberapa wilayah kecamatan yang ada, dari sisi paling barat, tengah, sampai di kecamatan paling timur kabupaten Kebumen Jawa Tengah. Tidak hanya didominasi oleh tempat plesiran alam berupa wisata pantai dan bahari (yang sebagian di antaranya oleh beberapa orang juga disebut sebagai lokasi pantai yang penuh misteri dengan aura mistis), wisata goa, lokawisata air terjun atau curug, wisata sejarah, wahana piknik waduk dan bendungan, explore wisata geologi, dan wisata bukit, namun di Kebumen juga terdapat beberapa lokasi yang cocok dijadikan sebagai tempat wisata religi berupa cagar budaya dan juga tempat wisata ziarah.
Beberapa tempat yang bisa dijadikan sebagai lokasi wisata religi dan juga sejarah di Kebumen (yang oleh sebagian orang terkadang disebut juga sebagai lokasi angker atau keramat di Kebumen), antara lain adalah kraton Bulupitu di Kutowinangun, petilasan Gajah Mada d Panjer, kompleks Ponpes Somalangu, masjid Soko Tunggal di Pekuncen kecamatan Sempor, makam para wali, kompleks makam sesepuh Kebumen seperti Arungbinang (Joko Sangkrip), Patramenggala, dst, petilasan titisan raja Jawa, petilasan tumenggung, Pendopo Kawedanan Prembun, dan tempat peninggalan sejarah yang lainnya. Kebumen sangat dikenal dari dulu sebagai wilayah yang masyoritas penduduknya adalah sebagai penganut agam Islam taat yang juga tetap menjunjung tinggi dan melestarikan adat istiadat serta nilai budaya Jawa peninggalan nenek moyang atau leluhur. Hal itu tidak bisa dipungkiri karena di masa lalu banyak sekali pengaruh dan peran serta dari tokoh masyarakat, seperti wali, kyai, eyang, raden, dan tokoh lainnya yang menjadi panutan dengan mengajarkan nilai-nilai ketuhanan, kebaikan, kearifan, dan keteladanan bagi masyarakat secara terus menerus. Selain bukti sejarah berupa petilasan dan makam para sesepuh cikal bakal pendiri kabupaten Kebumen, di Kebumen juga banyak lokasi untuk wisata ziarah yang merupakan situs Islam bersejarah, berupa makam para wali, aulia, kyai, atau ulama berkaromah yang tersebar di banyak wilayah kecamatan.
Kuburan atau makam mbah kyai Lancing merupakan komplek makam keramat Kebumen Jawa Tengah yang sangat terkenal sampai ke seluruh nusantara. Selain makam wali Lancing, masih banyak lagi petilasan atau makam para waliyullah yang ada di Kebumen, salah satunya adalah Makam Syekh Mubin Urut Sewu Kebumen. Seperti dikutip dari blog http://kajiankeilmuanislam.blogspot.sg, bahwa alamat atau lokasi makam Syekh Mubin sebagai tempat wisata religi ke makam Syekh Mubin Urut Sewu berada di desa Ayam Putih, kecamatan Buluspesantren, Kebumen yang berada di jalur lintas selatan Kebumen – Jogja, tepatnya di jalan Daendeles. Di area makam Waliyulloh Syekh Mubin atau Mbah Mubin ini dibangun pada tahun 2014, di dalamnya terdapat sebuah makam Syekh Muhammad Najmuddin ‘Ali Mubin (nama lengkap dari mbah Mubin), kemudian makam dari kedua istri mbah Mubin, dan sebuah petilasan tempat semedi dari Sultan Agung Mataram atau Prabu Hanyakrakusuma. Menurut sejarah, bahwa Sultan Agung merupakan salah satu murid kesayangan dari Syekh Mubin, dan beliau sering bersemedi di lokasi tersebut dengan duduk di atas tunggak kayu Laban. Yang mana mitos petilasan berupa kayu Laban tersebut masih ada sampai sekarang, dimana kayu tesebut tidak mempan atau tidak bisa dipotong.
Sejarah silsilah Syekh Mubin adalah buyut dari Syekh Abdul Qadir Al Jailani, yang mana juga termasuk masih keturunan dari Rasulullah Muhammad SAW. Syekh Mubin merupakan seorang ulama yang lahir dari India. Beliau berdakwah untuk menyebarkan ajaran agama Islam ke tanah Jawa dengan wilayah antara sungai Progo (Kulon Progo) sampai sungai Serayu (Cilacap). Dan pada tahun 1646 M Syekh Mubin menyebarkan dakwah sampai di daerah Kebumen, khususnya di bagian pantai selatan yaitu du Desa Ayam Putih, Buluspesantren. Cara dakwah Syekh Mubin dikenal sebagai ulama yang santun, luwes, dan berakhlak mulia, yang tidak suka menyalahkan orang, tidak membuang adat istiadat dan tidak menentang budaya yang baik. Dalam berdakwah, mbah Mubin menggunakan cara pendekatan melalui media kerja bakti, gotong royong, ceramah dengan pesan moral dan kebajikan, melalui contoh dan perbuatan, juga dengan menulis beberapa kitab tentang akhlak, tauhid dan fiqih.
Lokasi atau arah menuju makam Waliyulloh Syekh Maulana Mubin adalah dari kecamatan Buluspesantren ke barat sekitar 2 Km bisa dengan naik motor maupun mobil, sampai di pertigaan ada plang penunjuk makam Syekh Mubin di kanan jalan, lalu belok kanan 50 meter, sampai ada perempatan kutan arah plang, terus ke kanan 100 meter, sampailah ke makam syekh Mubin di desa Ayam Putih.