Tembang Jawa dan Artinya

gambar-gamelan-jawaInformasi budaya di Indonesia begitu beraneka ragam yang tersebar dari Sabang sampai Merauke yang merupakan kekayaan budaya nasional yang ber-Bhinneka Tunggal Ika. Keragaman budaya, adat istiadat, tradisi, falsafah hidup, ajaran moral, nilai-nilai lokal, dan kesenian tradisional yang ada di seluruh pulau dan suku di nusantara ini menjadi aset negara yang sangat berharga dan luhur yang merupakan warisan dari nenek moyang bangsa kita. Pulau Jawa merupakan salah satu wilayah dengan suku, adat, bahasa, dan peninggalan kesenian, sastra, serta adat istiadat yang juga beragam. Semua adat istiadat dan budaya serta tradisi yang ada di Jawa memiliki sejarah, falsafah serta nilai-nilai luhur, dari mulai adat istiadat di wilayah Madura, wilayah Jawa Timur, wilayah Jawa Tengah, wiayah Yogyakarta, wilayah Jawa Barat atau Sunda, sampai di Betawi dan juga Badui.

Jawa Tengah merupakan salah satu suku dan wilayah yang ada di Pulau Jawa, yang memiliki begitu banyak ragam budaya, adat istiadat, tradisi, mitos, falsafah hidup, dan kesenian tradisional yang telah ada dari sejak jaman nenek moyang. Adat istiadat, budaya dan tradisi yang ada di Jawa Tengah ini merupakan warisan budaya dari nenek moyang di masa lampau, yaitu dari sebelum masa kerajaan Jawa Kuno, di masa kerajaan Jawa Kuno, masa kerajaan Mataram Hindu, masa para Wali Songo, jaman Mataram Islam, dan terus berkembang sampai sekarang. Perkembangan budaya, tradisi, dan adat di Jawa terus mengalami perubahan dan pergeseran makna seperti dengan proses akulturasi, asimilasi budaya, efek kemajuan jaman, dan juga erosi budaya dimana pada jaman modern saat ini sudah semakin banyak yang terkikis dan terbuang dari pola hidup serta kehidupan warga Jawa. Beberapa bentuk dari hasil budaya luhur nenek moyang orang Jawa antara lain ; unggah-ungguh, adat, falsafah hidup, tata krama, keris, wayang, kalender Jawa, weton, primbon, cara bertani dan berkebun, pengobatan tradisional, cara berburu & berternak, gamelan dan karawitan, huruf Jawa, bahasa Jawa, tarian Jawa, tembang Jawa, tembang Macapat, dan sebagainya.

Hampir semua bentuk budaya dan tradisi luhur yang berupa kesenian tradisional di masyarakat Jawa, baik itu yang berupa pertunjukkan seni seperti wayang kulit, karya seni tari, sastra Jawa, dan tembang Jawa asli atau uyon-uyon, selalu memiliki nilai esetetika atau keindahan secara tersurat maupun makna yang tersirat yaitu berupa pitutur luhur atau wejangan agung, serta pesan moral yang terkandung di dalamnya sebagai pegangan hidup bagi orang Jawa. Daftar urutan tembang Jawa dan artinya (tembang Mocopat) yang masih relevan sampai sekarang dan sebenarnya wajib untuk kita ketahui sebagai orang Jawa, adalah (tembang Jowo kaperang dadi) :

1. Maskumambang
Falsafah, gambaran dan arti tembang Jawa Maskumambang adalah masa manusia sebagai jabang bayi atau bakal manusia yang masih ada dalam kandungan ibu, dimana belum bisa diketahui jenis kelamin dan kehidupannya. Mas artinya belum bisa diketahui secara pasti pria atau wanita, Kumambang artinya hidupnya masih mengambang dalam kandungan. Sebutan Mas untuk laki-laki adalah kangmas dan dimas, sedangkan untuk perempuan adalah nimas atau nyimas,
2. Mijil
Falsafah lagu, gambaran dan arti Mijil adalah masa manusia sebagai bayi yang sudah lahir ke dunia, sehingga sudah diketahui jenis kelaminnya, serta sudah dipastikan kehidupan awalnya di dunia sebagai manusia. Mijil bisa diartikan juga sebagai bibit awal yang mujud dan hidup.
3. Sinom
Falsafah tembang Macapat, gambaran dan arti Sinom adalah manusia dalam masa awal remaja yang dipersiapkan dan dilatih untuk mencari ilmu pengetahuan dan agama sebagai bekal untuk masa berikutnya.
4. Kinanthi
Falsafah syair, gambaran dan arti Kinanti adalah manusia dalam masa remaja pubertas sebagai lebih membutuhkan bimbingan, arahan dan tuntunan (kanthi) sehingga proses belajar untuk memahami pengetahuan hidup ke arah masa muda akan lebih siap dan lebih semangat.
5. Asmarandana
Falsafah, gambaran dan arti tembang Jawa Asmaradana adalah manusia dalam masa menuju dewasa dengan tanda memiliki rasa asmara atau cinta (tresno) terhadap lawan jenis yang kemudian menjadi pasangan yang merupakan kodrat dari Tuhan.

6. Gambuh
Falsafah, gambaran dan arti syair Gambuh adalah dari kata jumbuh yang artinya sarujuk atau cocok dan sepakat. Dalam tahap Gambuh ini kondisi manusia dalam masa sudah dewasa dan bertemu jodoh yang kemudian menyatukan ikatan asmara dalam sebuah pernikahan, untuk masuk ke masa dimana membina sebuah keluarga dan rumahtangga,
7. Dhandhanggula
Falsafah tembang Macapat, gambaran dan arti Dhandhanggula adalah manusia dalam masa serba kecukupan dan tercapai apa yang dicita-citakan dalam hidup, dimana setelah menikah dia mendapatkan keturunan yang baik, serta rejeki yang lancar dan kehidupan yang bahagia serta menyenangkan atau manis seperti gula. Dalam masa ini, diharapkan kita jangan sampai lupa diri dan tetap mau peduli untuk terhadap sesama, serta memberikan contoh dan teladan bagi generasi penerus.
8. Durma
Falsafah, gambaran dan arti Durma adalah dari kata darma atau derma atau memberi atau sedekah. Kehidupan manusia dalam masa Durma dimana apabila hidup kita sudah serba kecukupan, maka jangan sampai lupa diri agar tetap mau peduli dan bederma terhadap orang lain, supaya rejeki dan harta yang dimiliki bisa bermanfaat dan berkah.
9. Pangkur
Falsafah lagu Mocopat, gambaran dan arti Pangkur berasal dari kata Mungkur yang artinya mengurangi dan menghindari hawa nafsu keduniaan, keserakahan dan angkara murka. Sehingga manusia pada masa Pangkur ini diharapkan untuk semakin rajin beribadah dan bersedekah sebagai bekal di kehidupan yang abadi.
10. Megatruh
Falsafah syair, gambaran dan arti Megatruh dari kata Megat (putus) dan Ruh (roh atau nyawa) jadi putus nyawa atau manusia dalam masa kematian. Jenis tembang Jawa Megatruh ini biasanya bersyair mistis dan memiliki pesan atau filosofi bahwa manusia harus mengingat kematian, agar hidupnya tidak keluar dari aturan budaya, negara, dan agama.
11. Pucung
Falsafah syair Mocopat, gambaran dan arti Pucung atau pocong, yang artinya bahwa setelah manusia meregang nyawa atau mati, maka akan segera dibungkus dengan kain kafan atau dipocong yang kemudian akan dikuburkan untuk mengakhiri masa hidup di dunia dan untuk memulai perjalanan ke kehidupan di alam keabadian.

Demikian informasi budaya tentang tembang Macapat atau tembang Jawa dan artinya serta filosofinya yang intinya merupakan urutan dari perjalanan hidup manusia dari alam kandungan hingga sampai pada alam kematian. Semoga bermanfaat, referensi artikel dari berbagai sumber. (/denbow)

admin

Untuk bergabung dengan Group Aku Cinta Kebumen di Facebook, silahkan buka link ini => Aku Cinta Kebumen

3 Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *