Sedang menulis sejarah untuk menjadi bagian sejarah.
Sejarah tak akan pernah berhenti, tak akan pernah habis selama kita mau mengisi. Sejarah bisa menjadi referensi masalalu untuk melangkah menuju hal-hal yang lebih baik, disadari atau tidak apa yang sedang kita lakukan hari ini kelak akan menjadi bagian dari catatan sejarah. Berangkat dari itulah Grup AKU CINTA KEBUMEN itu ada. Awal mulanya Grup Aku Cinta Kebumen (ACK ) lahir dari rasa keterasingan saya menjadi orang Kebumen bertahun-tahun di perantauan, Keterasingan dan cinta saya terhadap Kebumen sebagai tanah kelahiran, keterasingan terhadap banyak hal tentang kebumen dengan tetek-bengeknya,plus minus, bahasa, budaya, makanan dan masyarakatnya yang tidak banyak saya ketahui.
Di akhir Tahun 2008 ketika jejaring sosial mulai marak, saya coba mengikuti dengan membuat akun jejaring sosial, awalnya memang kelatahan (untuk tidak dibilang kurang gaul). Sengaja memilih facebook karena saya nilai facebook bisa menciptakan interaksi komunikasi dua arah, dengan status dan komen-komennya, antara kita dan teman-teman kita. Semakin bertambah teman, semakin terjalin keakraban meski baru sebatas di dunia maya. Keterasingan saya menjadi orang Kebumen mulai berkurang seiring bertambahnya teman-teman facebook yang berasal dari desa, kelurahan, kecamatan yang berbeda-beda di Kebumen. Berbeda-beda desa, kecamatan,profesi, agama dan dimana tinggalnya, tetapi Kebumennya tetap sama. Merasa akrab dan seperti saudara karena Kebumen-nya. Hingga akhirnya dari semangat sama-sama Kebumen, terbersitlah dipikiran saya untuk menjalin keakraban dengan membuat sebuah grup di Facebook.
Tepat di tanggal 29 Maret 2009 sekaligus untuk menandai hari ulangtahun istri saya, saya iseng membuat Grup Aku Cinta Kebumen, untuk menunjukkan kepada istri tentang sesuatu yang khas dari Kebumen , (catatan: istri saya bukan orang Kebumen). Awalnya saya ragu, apakah keakraban itu bisa disatukan dalam kebersamaan, meskipun cuma didunia maya, Kebumen itu luas, dari Rowokele sampai Prembun, dari Totogan sampai Petanahan. Akh, saya menjadi teringat dengan sejarah Bangsa, Indonesia yang Lebih Luas saja, beragam suku bangsa oleh para pahlawan bisa disatukan. Begitu cerdas dan bersahajanya para pemikir bangsa, ketika keberagaman itu disatukan lewat Sumpah Pemuda, hanya dengan Satu Bahasa Indonesia, Bahasa Indonesia bisa menyatukan banyak perbedaan dan tetap menjaga serta menghormati keanekaragaman masing-masing.
Terinspirasi sejarah Sumpah Pemuda, Kebumen bagi saya ibarat Indonesia Kecil dengan keanekaragaman tetapi mempunyai satu bahasa yang hampir dipakai di sepertiga wilayahnya, Bahasa Ngapak Kebumen, tanpa niat muluk-muluk Menyatukan Kebumen, meniru seperti yang di lakukan para pejuang menyatukan Indonesia, akhirnya saya pilih BAHASA NGAPAK Kebumen menjadi bahasa kebersamaan dan menyatukan semangat moral cinta Kebumen. Kebersamaan itu kami awali di Grup ACK dengan Jargon “Ngumpul Ora Ngumpul Ngapak” (@Ken Abimanyu : orang bodoh yang tak kunjung pandai).
Salam Aku Cinta Kebumen,
(special matur suwun untuk penyemangat awal Facebumen Aku Cinta Kebumen : Bpk Sangidun Djoefri, Kang Haryanto Tohir, Bimo Gendon, Benny Sutarjo, Harry Bin Madirwan Almarhum, Bagoes Riyanto, Yu Mutia, dan Yu Rembun Setyaningsih).