Kisah wejangan Kanjeng Sunan Kalijaga kepada Ki Ageng Sela, Pacul atau cangkul itu terdiri dari 3 komponen yang tak terpisahkan. Ketiga komponen tersebut adalah: PACUL (bagian yang tajam untuk mengolah lahan pertanian), BAWAK (lingkaran tempat batang doran), dan DORAN (batang kayu untuk pegangan cangkul). Apa sebenarnya arti dari Pacul, Bawak dan Doran itu?
*PACUL: “Ngipatake barang kang muncul”
Maknanya, menyingkirkan bagian yang bermunculan atau bagian yang tidak rata, gulma dll yang dipastikan bisa merusak tanaman dan keindahan. Dari alat Pacul tersebut setidaknya bisa diartikan bahwa agar perjalanan hidup manusia mulus, rata, maka manusia harus selalu berbuat baik dengan menyingkirkan sifat-sifat buruk yang bisa mengganggu perjalanan hidup tersebut (baca : sukses).
*BAWAK: “Obahing awak”.
Arti harafiahnya adalah gerak tubuh. Dalam arti yang luas termasuk olah pikiran, Pola Pikir (Mindset). Untuk bisa merubah nasib, yang pertama kali harus diubah adalah merubah Pola Pikir, bukan yang lain.”Pikiran adalah pelopor dari segala sesuatu, pikiran adalah pemimpin, pikiran adalah pembentuk” (Dhammapala 1:1). Pola Pikir Tindakan Kebiasaan Karakter Nasib
* DORAN. “Dongo marang Pengeran” atau “Ojo Adoh Marang Pengeran”.
Arti “Dongo Marang Pengeran” adalah doa yang dipanjatkan pada GUSTI ALLAH. Sedangkan “Ojo Adoh Marang Pengeran” memiliki arti janganlah kita manusia ini menjauhi GUSTI ALLAH. Manusia harus senantiasa wajib ingat dan menyembah GUSTI ALLAH, bukan menyembah yang lain.
Ketiga bagian Pacul masih harus ditambah lagi dengan TAJAM/ LANDEP, komponen tersebut tidak dapat dipisah-pisahkan. Kalau digabung, maka akan memiliki arti, manusia hendaknya , mempunyai ketajaman, mampu menyingkirkan sifat-sifat buruknya, selalu berikhtiar dan tidak melupakan untuk selalu berdoa dan menyembah GUSTI ALLOH. (dari berbagai sumber)