Seminar Bisnis Bersama Pengusaha Muda Kebumen

seminar-kiat-bisnis-2016Informasi kegiatan dan even ACK pada Mei 2016 tentang Seminar dan Bincang Bareng Kiat Bisnis bersama beberapa inspirator dan pengusaha muda Kebumen, yaitu Kang Ebod sebagai pendiri Ebod Jaya, dan Novi Wahyuningsih sebagai CEO aplikasi Callind dan Meowtalk. Bertepatan dengan momen hari Kebangkitan Nasional 20 Mei 2016, seminar bisnis gratis ini diadakan di Gedung Joang 45, Jl Menteng Raya, Jakarta Pusat pada hari Minggu, 29 Mei 2016. Acara berlangsung meriah, diikuti oleh 160 peserta dari sekitar 20 komunitas group Kebumenan di Facebook. Berikut ini laporan acara Seminar Bisnis Bersama Pengusaha Muda Kebumen yang disampaikan oleh Bpk Prasetyo Hadiprayitno yang sekaligus bertugas sebagai moderator atau MC.

Acara seminar bisnis dengan pembicara Kang Ebod dan Mba Novi ini, saya bikin riuh dan meriah. Lucu, heboh, dan dicampur memakai bahasa ngapak khas Kebumen, subkultur bahasa Banyumasan. Pada pengantar pembuka saya nyatakan, Kebumen masih di-stempel sebagai kabupaten termiskin kedua di Jawa Tengah. Tokoh-tokoh menonjol kelahiran Kebumen bahkan seolah tidak peduli dan tidak mau mengaku diri sebagai prang Kebumen. Antara lain begawan ekonomi Soemitro Djojohadikoesoemo (ayah dari Prabowo Subianto), Amien Rais, Martha Tilaar, alm Ken Sudarto, dll. Hanya almarhum Jenderal Sarbini yang bangga sebagai orang Kebumen. Tujuan seminar bisnis ini adalah memberi semngat dan inspirasi agar generasi muda Kebumen yang merantau ke Jakarta atau kota besar lain, jangan hanya bekerja di lapis bawah seperti tukang parkir, pembantu rumah tangga, office boy, pelayan toko, pelayan warung, kuli bangunan, atau buruh pabrik. Jadilah pengusaha.

Pembicara pertama pada Seminar Bisnis 2016 ini adalah Novi Wahyuningsih. Biografi singkat Novi Wahyuningsih adalah lahir di Kebumen, tanggal 6 November 1991, lajang, anak pertama dari 4 bersaudara, asal keluarga sangat sederhana Desa Tepakyang, Kecamatan Adimulyo, Kabupaten Kebumen. Riwayat Novi pernah mencalonkan diri menjadi caleg di DPR RI Kebumen dari Partai Nasdem, namun gagal dan menyisakan utang 300 juta. Berawal dari kerja pada sebuah warnet di Yogya, ia kenal internet. Seiring waktu, bagaikan meteor, kini Novi melesat di bidang aplikasi online dan jejaring sosial. Ia launching dan relaunching aplikasi CALLIND, Glowis, Meo Talk, pada Jumat, 20 Mei 2016, dengan memanfaatkan momen Hari Kebangkitan Nasional. Novi, sebagai CEO di perusahaannya sendiri yang berkantor di Jakarta Selatan dan Yogyakarta.

Aplikasi dan start up karya Novi tersebut pernah ditawar oleh perusahaan inkubator Jepang dengan harga sekitar Rp 100 milyar, dimana ia dapat saham 2%, dengan bekerja mengelola aplikasi sendiri dan dengan tawaran gaji Rp 100 juta per bulan. Namun tawaran tesebut ditolak oleh Novi Wahyuningsih. Mengapa ditolak? Karena Novi Wahyuningsih bercita-cita ingin memajukan daerahnya, mengenalkan potensi wisata Kebumen, dan mendorong pendidikan anak-anak desa. Ia membuat aplikasi gratis yang memudahkan kerja administratif para guru agar lebih konsentrasi dalam belajar mengajar. Pada 2016, Novi tengah menyelesaikan studi S2 di Universitas Bina Nusantara, Jakarta. Sekadar informasi, Bakrie belum lama membeli 1% saham Path, seharga 304 milyar rupiah. Novi sangat menyayangkan hal itu, mengapa pengusaha Indonesia membeli aplikasi dari Amerika? Padahal banyak aplikasi dan perusahaan start up karya anak muda Indonesia yang berkualitas bagus.

Pembicara kedua pada Seminar Kiat Bisnis ini adalah Kang Ebod. Biografi Kang Ebod adalah seorang pria kelahiran Desa Sidogede, Kecamatan Prembun, Kabupaten Kebumen, pada Kamis Pahing, 10 Februari 1973. Dia hanya lulusan SMP, entah ke mana ijazahnya, kini menjadi pengusaha besar sangkar burung dan pakan burung. Alamat pabrik Ebod Jaya berada di Cimahi, Bandung, setiap hari memproduksi pakan burung sebanyak 10 ton, dengan bahan-bahan impor dari Canada, Amerika, dan Australia. Setiap hari pula ia mengirim 10 truk box pakan dan sangkar burung untuk distribusi Pulau Jawa serta 2 kontainer untuk luar Jawa. Pakan-pakan burung, shampo burung, dan obat-obatan burung, diberi nama dengan nama daerah lokal seperti kata Prembun, Kebumen, dan Jatijajar. Hanya dari satu merk Jatijajar saja, omzet yang didapat 500 juta per bulan.

Ebod juga menggelar lomba kicau burung setiap Minggu di seluruh penjuru Nusantara, dari Aceh hingga Maluku, dari NTT hingga Manado. Seluruh peserta lomba wajib menggunakan sangkar burung Ebod Jaya yang berharga ratusan ribu rupiah. Ebod juga menerbitkan tabloid Ronggolawe untuk media publikasi lomba burung dan pakan burung. Sejarah perjalanan usaha Ebod berawal dari belajar secara otodidak dari talkshow televisi yang menampilkan Prof Dr Rhenald Kasali, tahun 2000-an. Ia menyimak, membuat produk apa pun menurut Prof Rhenald harus berkualitas, diberi merk, dan dipublikasikan. Ia juga belajar konsep ATM, amati, tiru, dan modifikasi. Ebod dari keluarga sangat sederhana, merantau ke Jakarta lalu ke Bandung, bekerja di konveksi. Tidak tahan kerja menjahit, ia keliling menjajakan sepatu Cibaduyut. Sekali waktu kelelahan, istirahat di depan kios pakan burung. Ditawari kerja di kios itu. Sejak itulah Ebod mengenal pakan dan sangkar burung. Ia pun bertekad merintis usaha, tahun 2000. Kini pemilik kios tadi bekerja pada dia, bersama 90 karyawan lain.

Ada yang menarik pada seminar “Bincang Bareng & Kiat Bisnis” ini yakni latar belakang para peserta. Selain para pembantu, pekerja lapis bawah, karyawan pabrik, juga ada beberapa pengusaha yang sedang merintis bisnis sampai yang sudah berhasil seperti usaha martabak, Raja Gerobak, hingga Yokobento, dan lainnya. Bahkan ada seorang wanita dari Batak seorang doktor dari UKI (Universitas Kristen Indonesia), yang tekun menyimak dan interaksi hingga acara usai. Peserta aktif bertanya, dan berinteraksi langsung usai acara, dengan para pembicara yang memang santun dan low profile. Menarik pula kesimpulan seorang peserta: kelak anak-anak Kebumen kalau bertemu teman, bukan lagi bertanya, “kerja di mana, tapi usahamu apa?” Seminar Bisnis Bersama Pengusaha Muda Kebumen ini ditutup dengan pembagian banyak doorprize. Semoga kedepannya, akan semakin banyak generasi muda Kebumen yang bisa menjadi pengusaha. (@Prasetyohadi Prayitno)
Foto dokumentasi seminar bisnis bersama inspirator & pengusaha muda Kebumen :

admin

Untuk bergabung dengan Group Aku Cinta Kebumen di Facebook, silahkan buka link ini => Aku Cinta Kebumen

2 Comments

  • Alangkah baiknya kalau kegiatan seperti ini sering diselenggarakan. menanamkan keinginan untuk berbisnis,atau menjajal industri kreative bisa menjadi salah satu solusi untuk mengentaskan kemiskinan di Kebumen.

    • Iya Ibu Amel, semoga saja akan sering dilakukan seminar bisnis dan kegiatan inspirasi kreatif spt ini di wilayah Kebumen, yg bs bermanfaat utk membimbing & mendorong daya kreasi serta usaha mandiri bg masyarakat di Kebumen.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *