Mitos di Pantai Karangbolong Kebumen

pantai-karangbolong-kebumenMitos di pantai Karangbolong Kebumen merupakan salah satu mitos atau cerita mistis yang ada di Kebumen, terutama untuk wilayah yang ada di pesisir selatan Kebumen. Di Kebumen sangat dikenal dengan tempat wisata pantai dan goa yang tersebar dari mulai pantai paling timur sampai pantai paling barat kawasan kabupaten Kebumen. Dari semua tempat wisata pantai tersebut hampir semuanya selalu ada mitos dan cerita mistis atau asul-usul yang menyertainya. Dengan adanya mitos pada tempat wisata pantai Karang Bolong Kebumen atau lokasi wisata pantai selatan Kebumen tersebut, sangat berkaitan dan berdampak pada perilaku masyarakat setempat.

Perilaku masyarakat atau budaya kelompok masyarakat tersebut diwujudkan dalam bentuk acara adat atau tradisi yang bermacam-macam, seperti ; upacara larungan laut oleh nelayan, ritual unduh walet, selametan tumpengan, tenongan, pagelaran wayang kulit, kethoprak, ebeg, dan tayuban, bakar kemenyan dan dupa, sesajen kembang tujuh rupa, ritual Suroan, sedekah bumi, dan lain-lain. Salah satu tradisi yang dilakukan oleh kelompok masyarakat di Karang Bolong, kecamatan Buayan, kabupaten Kebumen adalah ritual unduh sarang walet. Mitos di pantai Karangbolong Kebumen yang berupa ritual panen sarang walet dilakukan sehari sebelum unduh sarang lawet dilakukan. Di Karangbolong memang banyak sekali burung walet yang bersarang di goa-goa karang yang ada di pesisir laut Karangbolong. Gua yang paling banyak ditempati sebagai sarang burung walet adalah goa Karangduwur, goa Pasir, dan goa Karangbolong.

Tujuan dari upacara adat yang dilakukan sehari sebelum pelaksanaan panen atau mengunduh sarang burung walet adalah untuk meminta keselamatan dan berkah kepada Tuhan yang Maha Kuasa melalui penghormatan dan ijin kepada para leluhur yang “mbahureksa” atau penunggu pantai Karangbolong. Sebagaimana diketahui bahwa pantai Karangbolong merupakan salah satu tempat keramat yang ada di Kebumen. Ritual unduh sarang burung walet ini telah berlangsung dari jaman dulu secara turun temurun dan sudah menjadi sebuah tradisi yang tidak bisa ditinggalkan. Sejarah dan asal usul dari cerita mistis dan mitos mengapa harus dilakukan upacara dan ritual unduh sarang walet adalah sebagai berikut :

Konon, yang menjadi penguasa dan pemilik dari sarang burung walet di Karang Bolong adalah Nyi Roro Kidul atau Ratu Laut Selatan, yang juga dikenal sebagai penguasa laut selatan. Sehingga rangkaian upacara untuk meminta restu melalui persembahan harus dilakukan sebelum panen sarang burung walet untuk mendapatkan keselamatan dan dijauhkan dari musibah. Sesajen atau piranti sesaji yang harus dipersiapkan untuk Ratu Kidul berupa ; udang wulung, selendang, kain batik warna hijau gadung, kasur, bantal warna putih, dan penganan kesukaan Nyi Roro Kidul. Di lokasi dekat goa tempat sarang burung walet juga diadakan pertunjukan seni berupa kethoprak, tayub, dan wayang kulit yang lengkap dengan gamelan, nayaga, & sinden. Upacara permohonan ijin dipimpin oleh Dalang yang membaca mantra, dimana mantra tersebut ditujukan kepada Nyi Roro Kidul dan para pengikutnya yaitu Joko Suryo, Suryawati, Den Bagus Cemeti, Kyai Surti, dan Kyai Bekel.

Kiai Surti adalah utusan kerajaan Mataram yang mendapatkan tugas mencari obat untuk mengobati penyakit yang diderita permaisuri. Perjalanan Kyai Surti sampai ke pantai Karangbolong, dan dia bertapa di dekat pantai sampai akhirnya mendapatkan wangsit atau petunjuk dari anak buah Ratu Kidul yang bernama Dewi Suryawati. Wangsit tersebut menunjukkan bahwa obat untuk penyakit permaisuri adalah sarang burung walet yang ada di goa Karangbolong. Setelah mendapatkan ijin dari ratu Kidul untuk mengunduh beberapa sarang burung walet dan kemudian digunakan untuk mengobati permaisuri sampai akhirnya sembuh kembali. Akhirnya, Kiai Surti menikah dengan Dewi Suryawati secara batin atau menikah secara ghaib. Mitos pada pagelaran wayang kulit, ada aturannya bahwa tidak boleh ada lakon atau tokoh yang mati di peperangan, karena jika ada tokoh yang mati, diyakini akan ada pemetik sarang walet yang terkena musibah, seperti terpelesat, jatuh, sakit, maupun mati. Upacara unduh sarang walet ditutup dengan kenduri / kenduren selametan, yang kemudian diikuti acara tayuban atau tari tayub. (dari berbagai sumber, @denbow)

admin

Untuk bergabung dengan Group Aku Cinta Kebumen di Facebook, silahkan buka link ini => Aku Cinta Kebumen

9 Comments

Leave a Reply to Yon Sumaryono Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *