Lagu Dolanan Anak Jawa Tengah

Lagu permainan anak atau tembang dolanan anak (dalam bahasa Jawa) merupakan salah satu karya seni dari peninggalan budaya bangsa Indonesia yang begitu banyak judul dan lirik atau syairnya yang tersebar di berbagai daerah di nusantara. Lagu dolanan anak selain mengandung unsur seni dan hiburan juga tak sedikit yang di dalamnya membawa filosofi pendidikan, nasehat, pesan moral, ajaran budi pekerti, dan sebagainya. Sebagaimana halnya seperti lagu daerah, lagu permainan anak umumnya juga bersifat lokal atau kedaerahan dalam arti disesuaikan dengan muatan lokal daerah tersebut, seperti bahasa, permainan khas daerah, adat istiadat, dan budaya setempat. Pengertian lagu dolanan anak berasal dari lagu adalah nyanyian, dolanan artinya permainan, sehingga lagu dolanan anak ialah lagu atau nyanyian yang berisi atau bercerita tentang permainan seputar dunia anak. Namun bukan hanya seputar permainan anak, karena lirik atau makna syair yang ada di dalam lagu dolanan anak bisa juga tentang petuah bijak dan nilai-nilai luhur kehidupan yang mana penyampaiannya dengan nada santai dan ceria. Lagu permainan anak di Indonesia bisa ditemukan di berbagai wilayah yang tersebar di berbagai pulau, seperti di Sumatera, Jawa, Madura, Bali, NTB, NTT, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Papua. Dan pada perkembangannya, lagu anak termasuk lagu permainan anak juga sudah ada yang bersifat modern dengan menggunakan bahasa Indonesia, baik yang diadaptasi dari lagu daerah maupun merupakan lagu permainan anak kreasi baru.

Khusus lagu dolanan anak di Jawa Tengah dan Yogyakarta cukup banyak jumlah judul dan syairnya yang terkenal dan bertahan sampai saat ini. Seperti dikutip dari http://ulinareswari.blogspot.co.id, bahwa tembang dolanan anak atau lagu daerah anak Jawa Tengah dan Yogyakarta yang masih populer sampai sekarang adalah : Cublak-cublak Suweng, Gundhul-gundhul Pacul, Jamuran, Menthok, Padhang Mbulan, Sluku-sluku Bathok, dan lain-lain. Lagu tradisional anak Jawa Tengah dan DIY tersebut pada dasarnya memang tidak diajarkan secara formal di sekolahan, namun diperkenalkan dari mulut ke mulut dari lingkungan bermain, dari teman-teman, maupun dari orang tua di rumah. Memang faktanya yang ada sekarang, meskipun beberapa lagu dolanan bocah tersebut masih populer, namun jumlah anak yang bisa dan suka menyanyikannya cenderung semakin menurun dari waktu ke waktu. Semoga seiring berjalannya waktu, tembang dolanan anak tidak akan punah dan hilang dari nusantara, karena lagu dolanan anak merupakan salah satu warisan budaya nenek moyang yang patut dibanggakan dan tetap dijaga kelestariannya oleh para generasi penerus bangsa.

Daftar lagu dolanan anak Jawa Tengah dan DIY beserta maknanya :
1. Cublak-cublak Suweng, tembang dolanan anak sebagai pengiring permainan Cublak-Cublak Suweng. Dolanan tradisional Jawa ini dimainkan oleh 3 anak atau lebih, dimana salah satu anak menjadi penebak, selama lagu dinyanyikan duduk bersujud, dimana teman yang lainnya meletakkan telapak tangan kanan di punggung penebak sambil menjalankan sebuah kertas kecil berisi nama masing-masing untuk digilir. Saat lagu berakhir si penebak harus menebak kertas tersebut dipegang oleh anak yang mana.
2. Gundhul-gundhul Pacul, adalah lagu dolanan anak yang berisi ungkapan kelucuan anak kecil dengan potongan rambut botak (Jawa = gundhul) yang berjalan dengan lagak sombong tapi terkena batunya, dimana akibat ulahnya tersebut tempat nasi yang dibawa jatuh dan nasinya berceceran. Makna lagu anak Gundhul-gundhul pacul adalah agar jangan meniru sikap orang yang berlagak sombong. 3. Jamuran, merupakan lagu permainan anak yang mengiringi permainan tradisional jamuran. Permainan ini dimainkan oleh 4 anak atau lebih, yang mana salah satu anak ditempatkan di posisi tengah, lalu yang lain bergandengan dan berjalan melingkar sambil menyanyikan lagu Jamuran. Setelah lagu selesai, anak yang tertangkap (yang ada di posisi tengah) disuruh memilih Jamur apa yang harus dimainkan oleh teman yang lain.

4. Menthok, tembang dolanan anak yang bercerita mengenai gambaran seekor bebek/entok (Jawa = menthok) dengan segala tingkah lakunya.
5. Padhang Mbulan, lagu tradsional anak yang mendeskripsikan keindahan bulan purnama dan di saat itu anak-anak bermain di halaman rumah bersama teman sambil tertawa riang serta bersenang-senang atau bergembira ria bersama.
6. Sluku-Sluku Bathok, merupakan lagu permainan anak warisan dari Sunan Kalijaga yang dinyanyikan sambil duduk dengan kaki selonjoran, dimana kedua tangan mengelus-elus lutut sampai ke pergelangan kaki, yang dilakukan berulang-ulang sampai lagu selesai. Makna filosofi dari tembang sluku-sluku bathok adalah mengandung ajaran sufisme dan juga filsafat luhur Jawa yang menyadari sikap pasrah dengan bentuk pasrah sumarah dan pertobatan (menyadari sepenuhnya terhadap kesalahan). Dengan bertobat, diharapkan manusia bisa lebih mendekat kepada Gusti atau Tuhan. Kemudian, manusia juga harus paham tentang tujuan hidup yang selalu berusaha dan tawakal serta pasrah di jalan Tuhan, yang kemudian diharapkan bisa memayu hayuning bawana atau mampu menjaga ketentraman dunia, agar dapat disebut sebagai manusia yang mulia atau manusia sejati.

admin

Untuk bergabung dengan Group Aku Cinta Kebumen di Facebook, silahkan buka link ini => Aku Cinta Kebumen

1 Comment

Leave a Reply to Festival Gandrung Sewu 2018 | Informasi Sejarah, Budaya, Wisata Kebumen Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *